Regret
Aku berjalan sendiri di jalan ini
Menangis seperti bocah kecil
Mempertaruhkan nasib ,
serta berfikir ku berjuang sendiri
mengeluh dan mengeluh yang keluar dari mulutku. .
aku menangis dijalan ini. .
berfikir ku tak punya siapa-siapa
tak seorangpun berdiri di sampingku
aku menangis seperti bocah kecil. .
tak sengaja ku temukan lembaran kecil
yang berisikan semua perasaanmu. . pada ku. .
dengan sedikit tersenyum kecil ,
ku remehkan
hal itu, ku simpan kertas itu di saku ku. .
aku terlalu sibuk dengan yang ku lakukan dan apa
yang ku kejar
hingga tak tersadar , aku tlah menyinyiakan banyak
hal. .
aku terjatuh di kesepian ini. .
kesepian yang menyayat batinku. . menggelapkan
kalbu
aku menilaimu dari sisi luar. .
negative thinking yang selalu ku lakukan
bila berfikiran tentang mu
ah. .tidak mungkin. .
kau tidak mungkin menyukaiku. .
orang sepertiku tak pantas berada di hatimu. .
mungkin kau hanya iseng. .
aku selalu seperti itu. .
aku menilaimu dari sisi luar . .
hingga ku mengabaikan sisi dalam mu. .
ku melihat karaktermu. .
tanpa pertimbangkan ketulusanmu. .
dua tahun berlalu. .
dan ku masih berjalan di jalan ini. .
ntah sampai bila waktu mendustakanku
ku coba menatap jalan semampuku
tanpa peduli dengan apa yan telah kulalui. .
suasana semakin dingin. .
menyayat hati,menusuk jantung. . dan rapuhkan
tulangku
suasana semakin dingin. . dingin mencekam. .
ku masukkan tangan ku yang beku
ke saku baju ini. .
kertas kecil yang kusam. .
masih bertahan di saku ini. .
ku tak sanggup mengatakan ini padamu. .
tapi. .
maafkan aku tlah acuhkan ketulusanmu. .
abaikan perasaanmu. .
beban ini membutakanku. .
hilangkan kewarasanku.. .
kini terlalu bodoh bagiku untuk menyadari semua
ini. .
kamsahamnida. . terimakasih untuk segalanya. .
terimakasih selama ini kau yang berada di
sampingku. .
semoga kita bertemu di sana. .
sesuai harapan mu. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar